Kasus :
Seorang pria tua datang ke
poliklinik dengan keluhan perdarahan gastrointestinal, dia mengaku mengkonsumsi
alkohol setiap hari , dia kotor dan kasar .dia akan memerlukan beberapa
trasnfusi darah . anda mendonorkan darah kepada palang merah amerika.
Apakah hal ini membuat dilema bagi anda ?
Anda mendengar perawat lain bahwa
mereka tidak mau mendonorkan darah untuk pasien seperti dia . apakah anda
bersimpati dan merasa kasihan pada pasien ini ?
Secara profesional anda dapat
bergabung untuk menangani keadaan kritis pada pasien ini. Temukan saat yang
tepat untuk melakukan pengarahan / bertanya padanya untuk membuatnya
merasa bermakna , apakah pasien ini depresi ? banyak lansia yang depresi dan
berpaling ke alkohol . mencari cara untuk mengubah pola hidupnya. Meminta
bantuan kepada anda sebagai pekerja sosial. mengingat dalam pendidikan
keperawatan ketika mereka membahas mengingat bahasa ? pasien ini dapat
mengambil manfaat dari mengingat masa lalu dan saat pertumbuhan pribadi layanan
agamawan akan sesuai untuk seseorang yang membutuhkan sentuhan terapeutik .
apakah pasien ini mengalami defisit perawatan diri ? ini bisa memberi
kontribusi untuk persaan sedih dan marah , mungkin konsultasi terapi okulpasi
bisa membantunya menemukan cara alternatif untuk memenuhi ADL nya. Mengingat
kan diri sendiri mengapa anda menyumbangkan darah itu adalah untuk
menyelamatkan nyawa keduanya. Anda memilih untuk memperbaiki kehidupan mereka
melalui intervensi keperawatan merupakan tantangan etis .
Pandangan :
Dalam kasus ini merujuk pada
pernyataan Webster yang kami kutip dari buku Kusnanto yang menyatakan
bahwa profesi adalah suatu pekerjaan yang ditujukan untuk kepentingan
masyarakat dan bukan untuk kepentingan golongan atau kelompok tertentu ,
berarti profesi sangat mementingkan kesejahteraan orang lain. Masih dalam buku
yang sama diaktakan bahwa pelayanan keperawatan berupa bantuan , diberikan
karena adanya dilema fisik dan mental , keterbatasan pengetahuan serta
kurangnya kemauan menuju kepada kemampuan melaksanakan kegiatan hidup sehari –
hari secara mandiri.(Pengantar Profesi dan Praktek Keperawatan Profesional,
2004)
Maka dengan berdasar pada pengertian
dari profesional dan pemahaman akan makna sebenarnya dari pelayanan keperawatan
, kami lebih mngarah kepada pemberian pelayanan dalm hal ini memberikan donor
darah kepada si penderita, tanpa memperhatikan latar belakang dari penderita
apakah dengan riwayat masa lalu yang tidak baik maupun manusia yang tak berguna
sekalipun. Dengan datang nya penderita ke pelayananan kesehatan sudah
menunjukkan bahwa penderita tak mampu untuk memenuhi kegiatan hidup selanjutnya
secara mandiri hal ini berdasar pada keterbatasan dari segi pengetahuan juga
ketidakmampuan untuk menuju ke keadaan sejahtera.
Mengambil keputusan dalam kasus ini
bukan merupakan sauatu dilema etika yang sangat rumit, berikut akan dijabarkan
faktor – faktor apa saja yang mempengaruhi sebuah tindakan yang diambil perawat
?
- Faktor Lingkungan
1.
Lingkungan
RS, klinik, panti jompo dll
2.
Waktu
3.
Sumber – sumber
- Faktor Pasien
1.
Beratnya
penyakit ( perawatan intensif, gawat darurat, rutinitas, penyakit kronis, dll)
2.
Nilai –
nilai, kayakinan, dan harapan tentang kesehatan serta pelayanan kesehatan
3.
Tahap
perkembangan , faktor- faktor budaya, etnik dan sosioekonomi, serta tingkat
pendidikan
- Faktor Perawat
1.
Nilai –
nilai, kayakinan, dan harapan
2.
Standar ,
hukum, kebijakan, dan prosedur ( apa yang dapat dan tidak dapat dilakukan oleh
perawat , harus atau tidak harus dilakukan agar perawat tetap berada di jalur
hukum)
3.
Fungsi peran
kolaborasi dan mandiri
4.
Tingkat
keahlian ( seberapa banyak pengalaman perawat dalam situasi yang sama )
Pada bagian faktor yang dimilki
pasien dan perawat yaitu Nilai – nilai, keyakinan, dan harapan, kembali pada
kasus diatas bahwa klien mengkonsumsi alkohol setiap hari telah terjadi
kecacatan pada keyakinan dan nilai – nilai yang dimilki klien tersebut dengan
meminum alkohol maka ia akan merasa lebih mampu untuk bertahan sementara di
satu sisi dampak yang ditimbulkan adlah sangat buruk. Perawat disini dapat
melakukan penyuluhan kesehatan tentang bahaya dari kebiasaan meminum lakohol,
tentu saja dilakukan pasca perawatan dan mengubah pola keyakinan klien
terhadap hal yang buruk.
Jadi akan tetap melakukan atau
mendonorkan darah kepada klien karena berdasarkan pada faktor –
faktor apa saja yang harus diperhatikan dalam mengambil tindakan keperawatan.
Hal lain didalam penelitian yang dilakukan oleh Hoffman, donoghue dan duffield
(2004) menunjukkan bahwa taraf pendidikan dan pengalaman tidak terkait secara
signifikan dnegan pembuatn keputusan etika dalam keperawatan klinis . faktor
yang bertanggung jawab terhadap variabilitas yang besar dalam pembuatan
keputusan etis dalam keperawatan klinis adalah nilai peran. Dan nilai inilah
yang kemudian kami jadikan alasan bahwa ini bukan merupakan tantangan yanng
besar untuk tetap melakuakn tindakan pendonoran darah serta intervensi
selanjutnya terhadap klien . bukan pula tindkaan yang berdasar pada rasa
kasihan yang berlebihan namun lebih kepada moral. Harapan yang tentunya ada
yaitu bahwa klien tidak akan kembali pada kebiasaan nya dan klien yang telah
mempercayakan kepada pekerja sosial dalam hal ini perawat untuk mengintervensi
dirinya.
Model pengambilan keputusan etis yang terdiri dari 5
tahap yaitu :
1 . pengkajian dan pengumpulan data
- pertimbangan situasional
- pertimbangan tim kesehatan
- pertimbangan organisasi
2. identifikasi masalah
- pertimbangan etika
- pertimbangan non etika
3. mempertimbangkan kemungkinan tindakan
- pola pikir teleologi
- Pola pikir deontologi
4. keputusan dan seleksi tindakan
- kontribusi faktir internal dan kelompok
- kontribusi faktor ekternal
- kualitas keputusan dan tindakan
5. refleksi terhadap keputusan dan tindakan yang
diambil
- refleksi keputusan
- refleksi tindakan
Ada 3 model pengambilan keputusan
yang pertama adlah keputusan etis yang berpusat pada pasien , keputusan etis
yang berpusat pada dokter dan berpusat pada birokrasi .
Dalam kasus ini kami akan mencoba untuk mengambil
keputusan etis berdasarkan pada 5 tahap pengambilan keputusan secara etis,
- Pengkajian
Tahap ini akan dilakukan dengan melihat situasi yaitu
klien dengan perdarahab pada gastrointestinal dan sengaja datang ke Rumah sakit
untuk meminta bantuan kepada tenaga kesehatan . klien telah mengakui bahwa
memilki kebiasaan yanng buruk di dalam hidupnya. Ia melakukan nya karena sudah
tidak merasa bahwa hiup penting ,namun ia mulai menyadari dengan datang nya dia
ker pelayanan keshatan dan meminta bantuan.
- Identifikasi masalah
Masalah muncul karena pasien akan membutuhkan donor
darah sementara ia seorang yang mempunyai kebiasaan buruk yaitu meminum
alkohol, atas dasar itu perawat yang lain tidak mau untuk melakukan nya.
Sementara jika dilihat dari 3 model pengambilan keputusan bahwa ini tidak ada
maslah alasannya adalah keputusan berpusat pada pasien , pasien setuju dan
menyerahkan sepenuhnya kepada tim medis, keputusan berpusat pada dokter bahwa
dokter yang telah mengatakan si pasien membutuhkan donor darah tentu tidak ada
masalah bagi dokter, keputusan berpusat pada birokrasi juga tidak ada masalah
karena tidak birokrasitidak mempersalahkan pemberian pelayanan pada yang
mempunyai kebiasaan buruk sperti klien ini.
- mempertimbangkan kemungkinan tindakan
tindakan dengan pendekatan deontologik yaitu dengan
berdasar pada moralitas dari suatu keputusan etis.dan memperhatikan prinsip
etika yaitu Beneficience dan justice.
- Benefisiensi
Benefisiensi berarti hanya mengerjakan
sesuatu yang baik. Kebaikan juga memerlukan pencegahan dari kesalahan atau
kejahatan, penghapusan kesalahan atau kejahatan dan peningkatan kebaikan oleh
diri dan orang lain. Kadang-kadang dalam
situasi pelayanan kesehatan kebaikan menjadi konflik dengan otonomi.
- Keadilan (justice)
Prinsip keadilan dibutuhkan untuk terapi
yang sama dan adil terhadap orang lain yang menjunjung
prinsip-prinsip moral, legal dan kemanusiaan . Nilai ini direfleksikan dalam
praktek profesional ketika perawat bekerja untuk terapi yang benar sesuai
hukum, standar praktek dan keyakinan yang benar untuk memperoleh kualitas
pelayanan kesehatan
- keputusan dan seleksi tindakan
membuat keputusan dengan memberi kan informasi kepada
klien bahwa setelah perawatan jika mengalami perbaikan maka pasien diharapkan
untuk meninggalkan kebiasaan buruk nya. Dengan memberikan penyuluhan pasca
perawatan tentang bahaya dari kebiasaan buruk itu.
- refleksi terhadap keputusan dan tindakan yang diambil
keputusan dan tindakan yang diambil tidak bertentangan
dnegan hukum dan agama . maka akan tetap dilakukan pembeian donor darah kepada
klien.
Chaowlit , sutthaarangse dan takviriyanum (1999)
menyatakan ada lima pokok dalam penyelesaian dilema etik , yaitu pengungkapan
perasaan, diskusi dengan oranng lain, melakukan tindakan moral , penerimaan
tanpa syarat, dan berpikir positif. Jadi itulah alasannya bahwa pandangan kelompok
kami bahwa kami akan tetap melakuakn tidnaakan pendonoran darah kepada klien
walau dnegan kendala. Karena ada tim dan ada kemuan dalam dirmi klien untuk
sembuh dan mngikuti semua insrtruksi dari tim medis. Klien mengalami defsisit
perawatan diri artinya klien tak mampu untuk memenuhi kebutuhan sehari – hari
dan ini juga merupakan tugas perawat.
By: Yudho_Rahmat _Nugroho @ dho-e.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar