Analgetik atau obat penghalang nyeri adalah zat-zat yang mengurangi atau menghalau rasa nyeri tanpa meghalangi kesadaran. Antipiretik adalah zat-zat yang dapat mengurangi suhu tubuh. Anti-inflamasi adalah obat atau zat-zat yang dapat mengobati peradangan atau pembengkakan.
Obat analgesik antipiretik serta Obat Anti Inflamasi non Steroid (OAINS) merupakan suatu kelompok obat yang heterogen, bahkan beberapa obat sangat berbeda secara kimia.Walaupun demikian, obat-obat ini ternyata memiliki banyak persamaan dalam efek terapi maupun efek samping. Prototipe obat golongan ini adalah aspirin. Karena itu, banyak golongan dalam obat ini sering disebut obat mirip aspirin (Aspirin-like drugs)
Klasifikasi kimiawi OAINS sebenarnya tidak banyak manfaat kimianya karena ada OAINS dari subgolongan yang sama memiliki sifat yang berbeda. Sebaliknya ada OAINS yang berbeda subgolongan tapi memiliki sifat yang serupa.
Kemajuan penelitian dalam dasawarsa terakhir ini memberi penjelasan mengapa kelompok heterogen tersebut memiliki kesamaan efek terapi dan efek samping. Ternyata sebagian besar efek terapi dan efek sampingnya berdasarkan atas penghambatan biosintesis prostaglandin (PG).
Mekanisme kerja dan yang berhubungan dengan system biosintesis Prostaglandin ini mulai diperlihatkan secara invitro bahwa dosis rendah aspirin dan indometasin menghambat produksi enzimatik Prostaglandin. Penelitian lanjutan membuktikan bahwa Prostaglandin akan dilepaskan bilamana sel mengalami kerusakan. Walaupun secara invitro OAINS diketahui menghambat obat berbagai reaksi biokimiawi, hubungan dengan efek analgesic, antipiretik dan anti inflamasinya belum jelas. Selain itu, OAINS secara umum tidak menghambat biosintesis leukotrien yang diketahui ikut berperan dalam inflamasi.
Golongan obat ini menghambat enzim siklooksigenase sehingga konversi asam arakhidonat menjadi PGG2 terganggu.Setiap obatmenghambat siklooksigenase dengan cara yang berbeda.Khusus parasetamol, hambatan biosintesis prostaglandin hanya terjadi bila lingkungannya rendah kadar peroksid seperti di hipotalamus.Lokasi inflamasi biasanya mengandung banyak peroksid yang dihasilkan oleh leukosit.Ini menjelaskan mengapa anti-inflamasi parasetamol praktis tidak ada aspirin sendiri menghambat dengan mengasetiliasi gugus aktifserin dan enzim ini.Trombosit sangat rentan terhadap penghambatan ini karena selain tidak mampu mengadakan regenerasi enzim sehingga dosis tunggal aspirin 40 mg sehari telah cukup untuk menghambat siklooksigenase trombosit manusia selama masa hidup trombosit yaitu 8-11 hari.
Nyeri adalah perasaan sensoris dan lemah emosional yang tidak enak dan berkaitan dengan ancaman (kerusakan) jaringan.Keadaan psikis swangat mempengaruhi nyeri, misalnya emosi dapat menimbulkan sakit kepala atau memperhebatnya, tetapi dapat pula menghindarkan sensasi rangsangan nyeri. Nyeri merupakan suatu perasaan pribadi dan ambang toleransi nyeri berbeda-beda bagi setiap orang.Batas nyeri untuk suhu adalah konstan, yakni 44-450C.
Mediator nyeri antara lain mengakibatkan reaksi radang dan kejang-kejang yang mengaktivasi reseptor nyeri di ujung-ujung saraf bebas di kulit, mukosa, dan jarigan lainnya. Nociceptor ini terdapat diseluruh jaringan dan organ tubuh, kecuali di system saraf pusat. Dari sini rangsangan disalurkan ke otak melalui jaringan yang hebat dari tajuk-tajuk neuron dengan sinaps yang amat banyak melalui sum-sum tulang belakang, sum-sum tulang lanjutan dan otak tengah. Dari thalamus impuls diteruskan ke pusat nyeri di otak besar, dimana impuls dirasakan sebagai nyeri.
Adapun mediator nyeri yang disebut juga sebagai autakoid antara lain serotonin, histamine, bradikinin, leukotrien dan prostglandin2.Bradikinin merupakan polipeptida (rangkaian asam amino) yang diberikan dari protein plasma.
Ambang nyeri didefinisikan sebagai tingkatan (level) dimana nyeri dirasakan untuk yang pertama kali.Jadi, intesitas rangsangan yang terendah saat seseorang merasakan nyeri. Untuk setiap orang ambang nyerinya adalah konstan.
Atas kerja farmakologisnya, analgesic dibagi dalam dua kelompok besar, yaitu:
Analgetik Perifer (non narkotik)
Terdiri dari obat-obat yang tidak bersifat narkotik dan tidak bekerja sentral.
b. Analgetik Narkotik
Khusus digunakan untuk menghalau rasa nyeri hebat, seperti fraktur dan kanker.
Nyeri pada kanker umumnya diobati menurut suatu skema bertingkat empat, yaitu:
Obat perifer (non Opioid) peroral atau rectal; parasetamol, asetosal.
Obat perifer bersama kodein atau tramadol.
Obat sentral (Opioid) peroral atau rectal.
Obat Opioid parenteral
Guna memperkuat analgetik dapat dikombinasikan dengan co-analgetikum, seperti psikofarmaka (amitriptilin, levopromazin atau prednisone).
Obat-obat golongan analgetik dibagi dalam beberapa kelompok, yaitu: parasetamol, salisilat, (asetasol, salisilamida, dan benorilat), penghambat Prostaglandin (NSAID); ibuprofen, derivate-derivat antranilat ( mefenamilat, asam niflumat glafenin, floktafenin, derivate-derivat pirazolinon (aminofenazon, isoprofilpenazon, isoprofilaminofenazon), lainnya benzidamin.Obat golongan analgesic narkotik berupa, asetaminofen dan fenasetin.Obat golongan anti-inflamasi nonsteroid berupa aspirin dan salisilat lain, derivate asam propionate, asam indolasetat, derivate oksikam, fenamat, fenilbutazon.
Nyeri merupakan gejala yang berfungsi melindungi atau merupakan tanda bahwa adanya gangguan-gangguan ditubuh seperti peradangan (rheumatic/encok), infeksi, maupun kejang otot.
Mekanisme rasa nyeri yaitu perangsangan nyeri baik mekanik, kimiawi, panas maupun listrik akan menimbulkan kerusakan pada jaringan sel sehingga sel-sel tersebut melepaskan suatu zat yang disebut mediator nyeri yang akan merangsang reseptor nyeri. Mediator nyeri ini juga disebut zat autanoid yaitu, histamine, serotonin, plasmakinin, bradikinin (asam lemak) prostaglandin dan ion kalium.
Mekanisme kerja penghambatan rasa nyeri ada tiga yaitu:
Merintangi pembentukkan rangsangan dalam reseptor rasa nyeri, seperti pada anastesi local.
Merintangi penyaluran rangsangan nyeri dalam saraf sensoris, seperti pada anastesi local.
Blokade rasa nyeri pada system saraf pusat seperti pada analgetik sentral (narkotika) dan anastesi umum.
Adapun jenis nyeri beserta terapinya, yaitu:
Nyeri ringan
Contohnya: sakit gigi, sakit kepala, sakit otot karena infeksi virus, nyeri haid, keseleo.Pada nyeri dapat digunakan analgetik perifer seperti parasetamol, asetosal dan glafenin.
Rasa nyeri menahun
Contohnya: rheumatic dan arthritis.
Pada nyeri ini dapat digunakan analgetik anti-inflamasi, seperti: asetosal, ibuprofen dan indometasin.
Nyeri hebat
Contoh: nyeri organ dalam, lambung, usus, batu ginjal, batu empedu.
Pada nyeri ini dapat digunakan analgetik sentral berupa atropine, butilskopolamin (bustopan), camylofen ( ascavan).
Nyeri hebat menahun
Contoh: kanker, rheumatic, neuralgia berat.
Pada nyeri ini digunakan analgetik narkotik, seperti fentanil, dekstromoramida, bezitramida.
Obat analgetik narkotik
Morfin dan derivatnya :
a. Morfin
b. Heroin
c. Hidromorfon
d. Oksimorfon
e. Levorfanol
f. Levalorfan
g. Kodein
h. Hidrokodon
i. Oksikodon
j. Nalorfin
k. Nalokson
l. Nalbufin
m. Tebain
Meperidin dan derifat fenilpiperidin :
n. Meperidin
o. Alfaprodin
p. Difenoksilat
q. Fentanil
r. Loperami
Metadon Dan Opioid lainx :
a.Metadon
b.Propoksifen
c.Dekstromoramida
d.Bezitramida
Obat Antagonis Opioid :
a.Naltrekson
b.Nalorfin
c.Levalorfan
d.Siklazosin
e.Pentazosin
f.Butorfanol
Obat golongan Antiinflamasi non Steroid
1.Turunan asam salisilat : aspirin, salisilamid,diflunisal.
2.Turunan 5-pirazolidindion : Fenilbutazon, Oksifenbutazon.
3.Turunan asam N-antranilat : Asam mefenamat, Asam flufenamat
4.Turunan asam arilasetat : Natrium diklofenak, Ibuprofen, Ketoprofen.
5.Turunan heteroarilasetat : Indometasin.
6.Turunan oksikam : Peroksikam, Tenoksikam.
Sumber:
Sutistia G.Ganiswara .1995. Farmakologi Dan Terapi edisi IV. Jakarta
Tan Hoan Tjay dan Kirana Raharja. 2005. Obat-Obat Penting . Jakarta : PT Gramedia
Mary. J Mycek Dkk. 2001. Farmakologi Ulasan Bergambar Edisi II. Jakarta: Widya Medika
Katzung.G.Bertram 2002. Farmakologi Dasar dan Klinik Edisi VIII Bagian ke II.Jakarta : Salemba Medika.
Kaltrofen®
Kaltrofen® adalah obat yang mengandung ketoprofen dan termasuk dalam golongan obat anti inflamasi non steroid (AINS), derivat asam propionat. Obat anti inflamasi non steroid merupakan obat yang mempunyai efek analgesik (penghilang rasa sakit), antipiretik (penurun panas) dan antiinflamasi (menghilangkan pembengkakan).
Seperti obat golongan AINS lain, maka Kaltrofen® juga mempunyai efek analgesik, antipiretik dan juga antiinflamasi. Mekanisme kerjanya adalah dengan cara menghambat sintesa prostaglandin, yang merupakan suatu zat yang dapat menyebabkan inflamasi.
Kaltrofen® diindikasikan untuk menekan berbagai reaksi inflamasi yang dihubungkan dengan nyeri dan demam. Seperti pada penyakit sendi (rematoid artritis dan osteoartritis), penyakit gigi dan mulut, paska bedah, paska trauma dan paska persalinan.
Berbagai penelitian telah dilakukan untuk menguji efektifitas dan keamanan dari pemakaian ketoprofen. Salah satunya adalah penelitian yang dilakukan oleh Patel RK, yang dimuat dalam Clinical Therapy, 1996. Penelitian ini membandingkan efektifitas dan toleransi dari pemberian topikal ketoprofen gel (2,5 %), piroksikam gel (0,5 %) dan diklofenak gel (1 %), 3 kali sehari, selama 5 hari, pada pengobatan luka akut jaringan lunak. Penelitian ini dilakukan secara acak, terbuka dan multisenter. Jumlah pasien total adalah 1575. Ternyata ketoprofen gel lebih baik daripada piroksikam gel (Perbaikan terjadi pada 74 % pasien yang mendapat ketoprofen gel dibandingkan 65 % pasien yang mendapat piroksikam gel). Demikian juga perbaikan luka lebih baik pada ketoprofen gel dibandingkan diklofenak gel (38 % vs 30 %).
Penelitian lain dilakukan oleh Bjornsson GA dkk di Norway pada tahun 2003. Penelitian ini dilakukan secara acak, buta ganda dan uji silang pada pasien yang menjalani operasi gigi molar ketiga, dengan menggunakan ketoprofen 75 mg dan asetaminofen 1000 mg, 4 kali sehari, selama 3 hari. Ternyata ketoprofen 27 % lebih baik daripada asetaminofen dalam mengurangi pembengkakan 3 hari setelah operasi. Juga lebih baik dalam mengurangi nyeri setelah 2 dan 6 jam pemberian. Sedang efek samping yang ditemukan pada kedua grup adalah sama, yaitu nyeri perut dan diare.
PT Kalbe Farma memproduksi 4 macam sediaan kaltrofen®, yaitu :
Tablet regular release 50 mg dan 100 mg, yang diberikan 3 kali sehari.
Tablet sustained release 200 mg, yang diberikan 1 kali sehari.
Suppositoria 100 mg, yang diberikan 1-2 kali sehari.
Injeksi 100 mg/2 ml
Topikal, jelli 30 gram (0,025 gram ketoprofen/gram).
Berbagai bentuk sediaan tersebut dapat digunakan sesuai dengan kebutuhan. Sediaan tablet sustain release akan lebih nyaman digunakan karena cukup 1 kali minum perhari. Selain itu juga telah disediakan bentuk gel yang lebih praktis dalam pemakaiannya. Bentuk sediaan topikal dapat digunakan untuk :
Trauma ringan, seperti trauma yang disebabkan oleh cedera olah raga, terkilir, pembengkakan.
Nyeri paska trauma.
Ketoprofen
.: Kemasan & No Reg :.
Ketoprofen 50 mg tablet (1 box berisi 5 strip @ 10 tablet), No. Reg : GKL0408511215B1
Ketoprofen 100 mg tablet (1 box berisi 5 strip @ 10 tablet), No. Reg : GKL0408511215A1
Ketoprofen 50 mg/mL injeksi (1 box berisi 5 ampul @ 2 mL), No. Reg : GKL0508512143A1
.: Farmakologi :.
Ketoprofen merupakan suatu antiinflamasi non steroid dengan efek antiinflamasi, analgesik dan antipiretik. Sebagai anti inflamasi bekerja dengan menghambat sintesa prostaglandin. Pada pemberian oral kadar puncak dicapai selama 0,5–2 jam. Waktu paruh eliminasi pada orang dewasa 3 jam, dan 5 jam pada orang tua.
.: Indikasi :.
Untuk mengobati gejala-gejala artritis rematoid, ankilosing spondilitis, gout akut dan osteoartritis serta kontrol nyeri dan inflamasi akibat operasi ortopedik.
.: Kontra Indikasi :.
Hipersensitif terhadap ketoprofen, aspirin dan AINS lain.
Gangguan fungsi ginjal dan hati yang berat
.: Dosis :.
Sediaan oral :
Dosis awal yang dianjurkan : 75 mg 3 kali sehari atau 50 mg 4 kali sehari.
Dosis maksimum 300 mg sehari. Sebaiknya digunakan bersama dengan makanan atau susu.
Injeksi IM :
50–100 mg tiap 4 jam. Dosis maksimum 200 mg/hari, tidak lebih dari 3 hari.
.: Efek Samping :.
Mual, muntah, diare, dyspepsia, konstipasi, pusing, sakit kepala, ulkus peptikum hemoragi perforasi, kemerahan kulit, gangguan fungsi ginjal dan hati, nyeri abdomen, konfusi ringan, vertigo, oedema, insomnia.
Reaksi hematologi : trombositopenia.
Bronkospasma dan anafilaksis jarang terjadi.
.: Peringatan dan Perhatian :.
Hati-hati bila diberikan pada penderita hiperasiditas lambung.
Tidak dianjurkan penggunaan pada wanita hamil dan menyusui.
Hati-hati pada penderita gangguan fungsi ginjal.
.: Interaksi Obat :.
Pemakaian bersama dengan warfarin, sulfonilurea atau hidantoin dapat memperpanjang waktu protrombin dan perdarahan gastrointestinal.
Pemakaian bersama dengan metotreksat dilaporkan menimbulkan interaksi berbahaya, mungkin dengan menghambat sekresi tubular dari metotreksat.
.: Lain-lain :.
Penyimpanan:
Simpan pada suhu kamar (25-30oC), terlindung dari cahaya.
Ketoprofen
nama dagang
- Anrema - Anrema - Fetik - Fetik
- Kaltrofen - Kaltrofen - Kaltrofen - Kaltrofen Inj
- Lantifam - Lantifam - Lantifam Inj - Molaflam
- Nasaflam - Nasaflam - Nasaflam Inj - Ovurila
- Ovurila - Profecom - Profecom Topikal - Profenid
- Profenid - Profenid Inj - Profenid Supp - Profika
- Profika - Profika - Pronalges - Pronalges
- Protofen - Protofen - Remapro - Rematof
- Rematof - Rematof Inj - Suprafenid Supp - Actron
dosis
Dosis disesuaikan dengan keadaan Pasien (sangat individual)
Penyakit inflamasi :
Dosis awal untuk penanganan gejala rheumatoid arthritis & osteo arthritis akut maupun kronis adalah 75mg, 3X sehari atau 50 mg 4 kali sehari atau kapsul lepas lambat 200mg sekali sehari. Dosis ini dapat digunakan untuk penanganan ankylosing spondilitis
Nyeri & Dismenore :
Pasien dewasa : 25mg atau 50mg setiap 6-8 jam jika diperlukan
Pasien dengan gangguan fungsi ginjal & hati :
Untuk Pasien dengan kerusakan ginjal/hati sedang, dosis tertinggi sehari adalah 150mg.
Untuk Pasien dengan kerusakan ginjal/hati berat (kadar creatinin clearence
indikasi
Penyakit inflamasi :
Rheumatoid arthritis, Juvenile Arthritis, Osteo, Arthritis, Ankylosing Spondilitis.
Kondisi inflamasi lain :
Penanganan nyeri ringan sampai sedang setelah operasi, melahirkan,ortopedi & nyeri karena kanker. Dismenore (rasa krg nyaman/nyeri saat haid). Demam untuk Pasien usia 16thn atau lebih. Pemakaian lain : menurut studi cohort pemakaian dosis rendah Ketoprofen selama 2 tahun atau lebih pada Pasien Geriatri dapat menurunkan prevalensi penyakit alzheimer
kontraindikasi
Hipersensitif terhadap Ketoprofen. Adanya riwayat gatal-gatal, angioedem, bronchospasm, rhinitis berat, atau syok oleh Aspirin atau golongan AINS lain. Pasien hamil trimester ke-3. Pasien menyusui (atau hentikan menyusui). Pasien di bawah usia 12 tahun
efek samping
Saluran cerna : (terjadi pada 10-30% Pasien) Keluhan saluran cerna, tukak peptik, mual, diare, sakit pada bagian abdomen, sembelit, kembung, tidak ada nafsu makan, mulut kering, gastritis, pankreatitis, sampai pendarahan pada saluran cerna. Sistim Syaraf Pusat : (lebih dari 3% Pasien) Sakit kepala, eksitasi (insomnia, bermimpi, cemas, takut), pusing, depresi, sulit berkonsentrasi, lelah, bingung, migrain, rasa berputar, halusinasi. Ginjal & Saluran kemih : (3-8% Pasien) Meningkatkan serum kreatinin, BUN, pendarahan saluran kemih, edema. Mata & telinga : (1-3% Pasien) Gangguan penglihatan & tinitus. Gangguan jantung : (2% Pasien) peripheral edema. Kulit : (1-3% Pasien) Gatal, eksim dll
interaksi
- Dengan Obat Lain :
Obat antikoagulan & antitrombosis : Sedikit memperpanjang waktu prothrombin & Waktu thromboplastin parsial. Jika Pasien menggunakan antikoagulan (warfarin) atau zat thrombolitik (streptokinase), waktu prothrombin harus dimonitor.
Lithium : Meningkatkan toksisitas Lithium
Obat yg terikat pada protein plasma : Menggeser ikatan dengan protein plasma, sehingga dapat meningkatkan munculnya efek samping
Obat Diuretik : Meningkatkan risiko kerusakan ginjal
AINS : Meningkatkan efek samping
Probenesid : meningkatkan toksisitas Ketorolac.
Metotreksat : Meningkatkan toksisitas Metotreksat dengan menurunkan eliminasi di ginjal.
- Dengan Makanan : -
mekanisme kerja
Menghambat sintesa prostaglandin dengan menghambat kerja isoenzim COX-1 & COX-2
bentuk sediaan
Kapsul Lepas Lambat 200 mg, Tablet 12,5 mg, 50 mg, 100 mg
Parenteral/Injeksi Ampul 100 mg / 2 ml, Supositoria 100 mg Topikal
parameter monitoring
stabilitas penyimpanan
informasi pasien
Ketoprofen
Mengapa obat ini diresepkan?
Resep ketoprofen digunakan untuk meringankan rasa sakit, nyeri, pembengkakan, dan kekakuan yang disebabkan oleh osteoartritis (radang sendi disebabkan oleh kerusakan pada selaput sendi) dan rheumatoid arthritis (arthritis yang disebabkan oleh pembengkakan selaput sendi). Resep ketoprofen kapsul juga digunakan untuk meredakan nyeri, termasuk nyeri haid (nyeri yang terjadi sebelum atau selama periode menstruasi). Sebagai obat bebas ketoprofen yang digunakan untuk meringankan nyeri ringan dan nyeri dari sakit kepala, periode menstruasi, sakit gigi, pilek, nyeri otot, dan sakit punggung, dan mengurangi demam. Ketoprofen terrasuk obat golongan NSAID. Ia bekerja dengan menghambat pembentukan prostaglandin dalam tubuh yaitu suatu zat yang menyebabkan rasa sakit, demam, dan peradangan.
Bagaimana aturan minum obat ini?
Ketoprofen merupakan sediaan kapsul dan kapsul yang pelepasannya diperpanjang (lama-sementara) untuk digunakan melalui mulut. Kapsul biasanya diminum tiga atau empat kali sehari untuk arthritis atau setiap 6-8 jam sesuai kebutuhan untuk rasa sakit. kapsul yang pelepasannya diperpanjangbiasanya diminum sekali sehari. Jika Anda menggunakan ketoprofen secara teratur, maka diminum di sekitar waktu yang sama setiap hari.
ketoprofen sebagai obat bebas tesedia dalam bentuk tablet untuk digunakan melalui mulut. Hal ini biasanya diminum dengan segelas penuh air atau cairan lainnya setiap 4 sampai 6 jam sesuai kebutuhan.
Ikuti petunjuk pada kemasan atau label resep dengan hati-hati, dan meminta dokter atau apoteker untuk menjelaskan bagian yang tidak Anda mengerti. Gunakan ketoprofen persis seperti yang disarankan. Jangan menggunakan lebih atau kurang dari itu atau menggunakan lebih sering daripada yang disarankan oleh dokter Anda atau tertulis pada label.
Ketoprofen dapat diminum dengan makanan atau susu untuk mencegah sakit perut. Dokter Anda juga dapat menyarankan Anda menggunakan ketoprofen dengan antasid untuk mengurangi sakit perut.
Dokter Anda dapat mulai dengan dosis umum dan dapat meningkat atau menurun pada dosis Anda tergantung pada respon Anda terhadap obat baik respon positif (nyeri sembuh) atau pun terjadinya efek samping obat. Ikuti petunjuk dengan hati-hati.
Berhenti memakai ketoprofen dan hubungi dokter jika gejala bertambah buruk, untuk melihat gejala yang buruk dari obat maka dapat dilihat pada bagian tubuh Anda yang sakit menjadi merah atau bengkak, sakit Anda berlangsung selama lebih dari 10 hari atau demam Anda berlangsung selama lebih dari 3 hari.
Kegunaan lain obat ini
Ketoprofen juga kadang-kadang digunakan untuk mengobati rheumatoid arthritis remaja (suatu jenis radang sendi yang mempengaruhi anak-anak), ankylosing spondilitis (radang sendi yang terutama mempengaruhi tulang belakang), Reiter's syndrome (kondisi di mana banyak bagian tubuh termasuk sendi, mata, alat kelamin, kandung kemih, dan sistem pencernaan menjadi bengkak), nyeri bahu yang disebabkan oleh radang kandung lendir (radang kantung berisi cairan pada sendi bahu) dan tendinitis (radang pada jaringan yang menghubungkan otot ke tulang), dan artritis yg menderita encok (serangan nyeri sendi disebabkan oleh meningkatnya zat tertentu dalam sendi). Bicaralah dengan dokter Anda tentang risiko penggunaan obat ini untuk kondisi Anda.
obat ini kadang-kadang diresepkan untuk kegunaan lain; tanyakan kepada dokter atau apoteker untuk informasi lebih lanjut.
Apa tindakan khusus yang harus saya ikuti?
Sebelum menggunakan ketoprofen,
* Katakan kepada dokter dan apoteker jika Anda alergi terhadap ketoprofen, aspirin atau NSAIDs lainnya seperti ibuprofen (Advil, Motrin) dan naproxen (Aleve, Naprosyn), ada obat lain, atau salah satu bahan aktif dalam ketoprofen kapsul atau kapsul rilis diperpanjang . Tanyakan apoteker Anda untuk daftar bahan aktif dalam obat.
* Katakan kepada dokter dan apoteker apa resep dan obat bebas seperti, vitamin, suplemen gizi, dan produk herbal Anda yang anda gunakan atau yang akan anda gunakan. Pastikan untuk menyebutkan obat-obatan yang tercantum dalam bagian PERINGATAN PENTING dan salah satu dari berikut: angiotensin-converting enzyme (ACE) inhibitor seperti benazepril (Lotensin), kaptopril (Capoten), enalapril (Vasotec), fosinopril (Monopril), lisinopril ( Prinivil, Zestril), moexipril (Univasc), perindopril (Aceon), quinapril (Accupril), ramipril (Altace), dan trandolapril (Mavik); diuretik ('air pil'); lithium (Eskalith, Lithobid); obat untuk diabetes; metotreksat (Rheumatrex); fenitoin (Dilantin); probenesid (Benemid); dan antibiotik sulfa seperti sulfisoxazole (Gantrisin) dan sulfametoksazol (di Bactrim, di Septra). Dokter Anda mungkin perlu mengubah dosis obat Anda atau memonitor Anda dengan hati-hati untuk mencegah efek samping.
* Katakan kepada dokter jika Anda memiliki atau pernah memiliki kondisi yang disebutkan dalam bagian PERINGATAN PENTING atau asma, terutama jika Anda juga telah sering pilek atau hidung meler atau polip hidung (pembengkakan selaput hidung); pembengkakan tangan, lengan, kaki, pergelangan kaki, atau kaki yang lebih rendah, atau hati atau penyakit ginjal.
* Katakan kepada dokter Anda jika Anda sedang hamil terutama jika Anda berada dalam beberapa bulan terakhir kehamilan Anda, Anda berencana untuk hamil, atau menyusui. Jika Anda hamil sewaktu menggunakan ketoprofen, hubungi dokter Anda.
* Jika Anda menjalani operasi, termasuk operasi gigi, beritahu dokter atau dokter gigi bahwa Anda sedang menggunakan ketoprofen.
Apa instruksi khusus diet yang harus saya ikuti?
Kecuali dokter Anda mengatakan sebaliknya, teruskan diet normal Anda.
Apa yang harus saya lakukan jika saya melupakan dosis?
Ambil dosis yang terlupakan ketika Anda mengingatnya. Namun, jika hampir waktu untuk dosis berikutnya, lewati dosis yang terlupakan dan terus jadwal rutin Anda dosis. Jangan mengambil dosis ganda untuk menebus obat yang terlewatkan.
Apa efek samping yang dapat disebabkan obat ini?
Ketoprofen dapat menyebabkan efek samping. Beritahu dokter jika ada gejala yang parah atau tidak hilang, seperti:
* Sembelit
* Diare
* Luka di mulut
* Sakit kepala
* Pusing
* Gugup
* Ngantuk
* Kesulitan jatuh tertidur atau tetap tertidur
* Dering di telinga
Beberapa efek samping yang mungkin serius. Jika Anda mengalami gejala berikut atau yang disebutkan dalam bagian PERINGATAN PENTING, hubungi dokter Anda segera. Jangan menggunakan ketoprofen lagi sampai Anda berbicara dengan dokter Anda.
* Perubahan dalam visi
* Berat badan berubah
* Demam
* Lepuh
* Ruam
* Rasa gatal
* Gatal-gatal
* Pembengkakan mata, wajah, bibir, lidah, tenggorokan, lengan, tangan, kaki, pergelangan kaki, atau kaki yang lebih rendah
* Suara serak
* Kesulitan bernapas atau menelan
* Berlebihan lelah
* Biasa perdarahan atau memar
* Kekurangan energi
* Hilangnya nafsu makan
* Mual
* Nyeri di bagian kanan atas perut
* Gejala mirip flu
* Kulit atau mata Menguning
* Kulit pucat
* Detak jantung cepat
* Urin berkabut, berubah warna, atau berdarah
* Kembali sakit
* Sulit atau sakit buang air kecil
Ketoprofen dapat menyebabkan efek samping lainnya. Hubungi dokter Anda jika Anda memiliki masalah yang tidak biasa sementara minum obat ini.
Jika Anda mengalami efek samping yang serius, Anda atau dokter Anda mungkin akan mengirimkan laporan kepada instansi terkait.
Bagaimana kondisi penyimpanan yang diperlukan untuk obat ini?
Simpan obat dalam wadahnya, tertutup rapat, dan jauhkan dari jangkauan anak-anak. Menyimpannya pada suhu kamar dan jauh dari kelebihan panas dan kelembaban (bukan di kamar mandi). Membuang semua obat yang sudah usang atau tidak lagi diperlukan. Bicaralah dengan apoteker Anda tentang pembuangan obat Anda.
Dalam kasus overdosis
segera hubungi tempat pelayanan kesehatan terdekat.
Gejala overdosis mungkin meliputi:
* Kekurangan energi
* Ngantuk
* Mual
* Muntah
* Sakit perut
* Bernapas dangkal
* Kejang
* Koma
Apa informasi lain yang harus saya ketahui?
Sebelum dilakukan uji laboratorium maka dapat memberi tahu dokter Anda dan personel laboratorium bahwa anda sedang menggunakan ketoprofen.
Jangan biarkan orang lain minum obat. Tanyakan apoteker Anda setiap pertanyaan yang Anda miliki tentang obat Anda.
Penting bagi Anda untuk menyimpan daftar tertulis dari semua resep dan obat bebas yang anda konsumsi, serta produk-produk seperti vitamin, mineral, atau suplemen makanan lainnya. Anda harus membawa daftar ini dengan Anda setiap kali Anda mengunjungi dokter atau jika Anda dirawat di rumah sakit. Hal ini juga informasi penting untuk kondisi darurat.
Perhatian
Orang-orang yang menggunakan obat anti-inflammatory (NSAIDs) lain dari aspirin, seperti ketoprofen, mungkin mempunyai resiko tinggi terkena serangan jantung atau stroke daripada orang yang tidak menggunakan obat tersebut. Kejadian-kejadian ini dapat terjadi tanpa peringatan dan dapat menyebabkan kematian. Risiko ini mungkin lebih tinggi untuk orang-orang yang menggunakan NSAID untuk waktu yang lama. Beritahu dokter jika Anda atau seseorang dalam keluarga Anda memiliki atau pernah menderita penyakit jantung, serangan jantung, atau stroke, jika Anda merokok, dan jika Anda memiliki atau pernah memiliki kolesterol tinggi, tekanan darah tinggi, atau diabetes. Dapatkan bantuan darurat medis segera jika Anda mengalami gejala berikut: sakit dada, sesak napas, kelemahan di satu bagian atau sisi tubuh, atau melantur berbicara.
Jika Anda akan mengalami graft bypass arteri koroner (CABG; suatu jenis operasi jantung), Anda tidak harus menggunakan ketoprofen tepat sebelum atau setelah operasi.
Seperti NSAID ketoprofen dapat menyebabkan luka, perdarahan, atau lubang di perut atau usus. Masalah-masalah ini dapat terjadi setiap saat selama pengobatan, dapat terjadi tanpa gejala peringatan, dan dapat menyebabkan kematian. Risiko ini mungkin lebih tinggi untuk orang-orang yang menggunakan NSAID untuk waktu yang lama, lebih tua dalam usia, memiliki kesehatan yang buruk, atau minum lebih dari tiga minuman beralkohol per hari saat menggunakan ketoprofen. Beritahu dokter jika Anda minum dalam jumlah besar alkohol atau jika Anda minum obat berikut: antikoagulan darah ("pengencer ') seperti warfarin (Coumadin), aspirin; lain NSAIDs seperti ibuprofen (Advil, Motrin) atau naproxen (Aleve , Naprosyn); atau steroid oral seperti dexamethasone (Decadron, Dexone), methylprednisolone (Medrol), dan prednisone (Deltasone). Juga memberi tahu dokter Anda jika Anda memiliki atau pernah memiliki luka atau pendarahan di perut atau usus atau gangguan perdarahan lainnya. Jika Anda mengalami gejala berikut ini, berhenti minum ketoprofen dan hubungi dokter: sakit perut, mulas, muntah yang berdarah atau terlihat seperti bubuk kopi, darah di tinja, atau hitam dalam tinja..
Dokter akan memantau gejala Anda dengan hati-hati dan mungkin akan melakukan beberapa tes untuk memeriksa respons tubuh Anda untuk ketoprofen. Pastikan untuk memberitahu dokter Anda bagaimana perasaan Anda sehingga dokter dapat menentukan jumlah yang tepat obat untuk merawat kondisi Anda dengan risiko terendah efek samping yang serius.
Dokter Anda atau apoteker akan memberi Anda informasi produsen lembar pasien (Obat Guide) ketika Anda mulai pengobatan dengan resep ketoprofen dan setiap kali Anda mengisi ulang resep Anda. Baca informasi dengan hati-hati dan meminta dokter atau apoteker Anda jika Anda memiliki pertanyaan. Anda juga dapat mengunjungi Food and Drug Administration (FDA) website (http://www.fda.gov/Drugs) untuk mendapatkan Panduan Obat.
Sumber: Medline plus
Kira-kira Brpa harga obat tabletnya bang?
BalasHapus